Malam semakin larut dan semakin sepi. Yang ada hanya terdengar suara detak jarum jam, ditambah suara angin yang mendebu-debu, menambah suasana malam semakin mencekam. Aku terbangun dari tidurku. Rasa haus yang membuatku beranjak dari tempat tidur menuju dapur. Arrgghh... Kesal sekali aku harus melewati cermin yang ada diruang tamu tamu. Cermin yang cukup besar yang selalu membuat bulu kudukku merinding.
Akupun berjalan menuju dapur, dengan langkah tergesa-gesa karna aku enggan melihat cermin itu. Segera ku tuangkan air dalam gelas.
"srek.. Srek.. Srek.. " terdengar suara langkah kaki yang begitu pelan. Tidak, tidak aku tidak ingin menengok kebelakang. Merinding dan keringat dingin membuat ku semakin parno.
Tiba-tiba...
"pluk! " suara menepuk pundak ku. Aku menoleh kebelakang dan ternyata..
"Ah mamah. Aku pikir makhluk halus" ujar ku dengan kaget
"enak aja mamah sendiri dibilang makhluk halus"
"lagian mamah ngagetin aku aja" ujar ku dengan rasa masih sedikit takut
"Huh awas mamah mau minum"
Aku pun masih berdiri terdiam dengan rasa takut ku.
"kamu kenapa masih disitu? Bukannya ke kamar" tanya mamah
"aku nunggu mamah, aku takut jalan keruang tamu mah. Ada cermin" jelas ku
Tiba dikamar aku kembali tidur, berharap aku tidak akan bermimpi lagi tentang cermin itu. Cermin misterius yang selalu membuatku parno.
Keesokan harinya, aku menghampiri mamah di kamar. Aku ingin menanyakan tentang cermin itu
"tok.. Tok.. Tok.. " aky mengetuk pintu kamar mamah
"Ya, masuk Din" jawab mamah mempersilahkan masuk. Aku segera masuk dan tanpa basa-basi aku segera bertanya
"Mah, aku mau tanya ini penting soal cermin yang ada diruang tamu. Kenapa mamah atau papah ngga ngebuang atau mindahin cermin itu aja? Jujur loh mah setiap akau melihat atau melewati cermin itu buluk kuduk ku langsung merinding. Takut sekali rasanya" kata ku menjelaskan dengan serius
"Ah, itu kamu nya aja yang berhalusinasi terlalu parno" jawab mamah dengan rasa tidak percaya
"enggak mah ini serius. Emang mamah ngga ngerasain takut atau apa gitu? " tanya ku dengan penasaran.
"Sebenarnya mamah juga heran sih kenapa cermin itu ada diruang tamu. Ketika mamah dan papah menyewa rumah ini, si pemilik berpesan agar tidak membuang atau memindahkan cermin itu. Dia tidak menjelaskan alasannya kenapa." ujar mamah menjelaskan
"Tuh kan mah berarti apa yang aku rasain benar. Rasa takut ku terhadap cermin itu. Ah mah kita pindah saja yuk, aku semakin tidak nyaman" jawab ku dengan rasa takut
"tanggung Din, sebentar lagi papah habis kontrak kerja. Kan sayang uang nya kalau kita harus pindah lagi. Udah kamu jangan takut gitu, ngga akan ada apa-apa. Percaya sama mamah" jawab mamah sembari menenangkan
Ya mau tidak mau aku harus nurut. Aku harus mencoba menghilangkan rasa takut ku yang berlebihan. Walaupun sebenarnya cermin itu selalu menghantui pikiran ku. Sampau sekarang cermin itu masib menjadi misteri. Kenapa si pemilik tidak memboleh kan cermin itu dibuang atau dipindahkan? Sungguh misterius.
Minggu, 03 September 2017
Langganan:
Postingan (Atom)
PUISI DAN CERPEN
PUISI RINDU
RINDU setiap detik.. setiap jam.. setiap hari.. Aku selalu merindukan mu Rindu akan semua kenangan dulu .. Rindu kamu, kamu dan kamu
-
tiba-tiba Andrean datang untuk membantu ku “heh kalian apa-apaan sih? Ini lingkungan sekolah kenapa kalian ribut! Kalian ngga malu hah? “ u...
-
Apa Aku Ada? Bingung Terkadang aku bingung Rindu, tapi kau tak membalas Sayang, tapi kau abaikan Cemas, tapi kau tak perduli Bingung ...
-
SESAK Seberapa sering aku bilang tidak akan perduli lagi Seberapa sering aku bilang udah ngga ada rasa lagi Seberapa sering aku bil...