Malam semakin larut dan semakin sepi. Yang ada hanya terdengar suara detak jarum jam, ditambah suara angin yang mendebu-debu, menambah suasana malam semakin mencekam. Aku terbangun dari tidurku. Rasa haus yang membuatku beranjak dari tempat tidur menuju dapur. Arrgghh... Kesal sekali aku harus melewati cermin yang ada diruang tamu tamu. Cermin yang cukup besar yang selalu membuat bulu kudukku merinding.
Akupun berjalan menuju dapur, dengan langkah tergesa-gesa karna aku enggan melihat cermin itu. Segera ku tuangkan air dalam gelas.
"srek.. Srek.. Srek.. " terdengar suara langkah kaki yang begitu pelan. Tidak, tidak aku tidak ingin menengok kebelakang. Merinding dan keringat dingin membuat ku semakin parno.
Tiba-tiba...
"pluk! " suara menepuk pundak ku. Aku menoleh kebelakang dan ternyata..
"Ah mamah. Aku pikir makhluk halus" ujar ku dengan kaget
"enak aja mamah sendiri dibilang makhluk halus"
"lagian mamah ngagetin aku aja" ujar ku dengan rasa masih sedikit takut
"Huh awas mamah mau minum"
Aku pun masih berdiri terdiam dengan rasa takut ku.
"kamu kenapa masih disitu? Bukannya ke kamar" tanya mamah
"aku nunggu mamah, aku takut jalan keruang tamu mah. Ada cermin" jelas ku
Tiba dikamar aku kembali tidur, berharap aku tidak akan bermimpi lagi tentang cermin itu. Cermin misterius yang selalu membuatku parno.
Keesokan harinya, aku menghampiri mamah di kamar. Aku ingin menanyakan tentang cermin itu
"tok.. Tok.. Tok.. " aky mengetuk pintu kamar mamah
"Ya, masuk Din" jawab mamah mempersilahkan masuk. Aku segera masuk dan tanpa basa-basi aku segera bertanya
"Mah, aku mau tanya ini penting soal cermin yang ada diruang tamu. Kenapa mamah atau papah ngga ngebuang atau mindahin cermin itu aja? Jujur loh mah setiap akau melihat atau melewati cermin itu buluk kuduk ku langsung merinding. Takut sekali rasanya" kata ku menjelaskan dengan serius
"Ah, itu kamu nya aja yang berhalusinasi terlalu parno" jawab mamah dengan rasa tidak percaya
"enggak mah ini serius. Emang mamah ngga ngerasain takut atau apa gitu? " tanya ku dengan penasaran.
"Sebenarnya mamah juga heran sih kenapa cermin itu ada diruang tamu. Ketika mamah dan papah menyewa rumah ini, si pemilik berpesan agar tidak membuang atau memindahkan cermin itu. Dia tidak menjelaskan alasannya kenapa." ujar mamah menjelaskan
"Tuh kan mah berarti apa yang aku rasain benar. Rasa takut ku terhadap cermin itu. Ah mah kita pindah saja yuk, aku semakin tidak nyaman" jawab ku dengan rasa takut
"tanggung Din, sebentar lagi papah habis kontrak kerja. Kan sayang uang nya kalau kita harus pindah lagi. Udah kamu jangan takut gitu, ngga akan ada apa-apa. Percaya sama mamah" jawab mamah sembari menenangkan
Ya mau tidak mau aku harus nurut. Aku harus mencoba menghilangkan rasa takut ku yang berlebihan. Walaupun sebenarnya cermin itu selalu menghantui pikiran ku. Sampau sekarang cermin itu masib menjadi misteri. Kenapa si pemilik tidak memboleh kan cermin itu dibuang atau dipindahkan? Sungguh misterius.
Minggu, 03 September 2017
Sabtu, 26 Agustus 2017
Teman Kecil
Sinar matahari masih meninggi, embun masih belum beranjak dari tempatnya. Suasana kelaspun masih tampak sepi, hanya ada beberapa murid yang sudah datang. Akupun duduk di depan kelas seorang diri sembari memaikan HP ku.
"Dorrrrrr!!! " tiba-tiba datang Lia mengagetiku dari belakang.
"Duhhhh apa-apaan sih loe ngagetin aja! "
"haha gue mau ngasih tau kalau ayam tetangga gue kemaren mati gara-gara kesambet ngelamun aja" ujar Lia dengan gaya bercanda dia yang ngga tau lucu dimana nya
"ngga lucu loe garing, lagian gue lagi main hp wlee" timpal ku
"hahaha sorry deh sorry. Eh loe udah tau belum Lis? " ujar Lia sambil cengengesan
"Tau apaan? Please ya masih pagi jangan ngegosip" ujar ku sedikit penasaran juga wk
"Ih bukan gosipppp. Loe tau hari ini di kelas kita bakalan ada murid baru! "
"Cuman murid baru doang loe sampe heboh gini? Ngga penting gue pikir apaan. " ujar ku dengan cuek. Aky orang nya emang cuek, ngga perduli deh sama apa yang terjadi di sekolah ya kalau ngga penting-penting amat sih. Beda dengan Lia yang super duper heboh.
"Yaelah elo mah gitu. Ini cowok loh wkwk"
"Terus kalau cowok kenapa? Loe mau deketin? "
"Ya kalau cakep kenapa ngga haha" ujar Lia sambil tertawa
" Ih dasar loe masalag cowo aja langsung" kata ku sambil masuk ke kelas.
Belpun berbunyi itu tandanya pelajaran segera dimulai. Semua murid sudah masuk ke dalam kelas. Dan tidak lama kemudian datanglah Bu Dian walu kelas kami dengan didampingi seorang siswa laki-laki (murid baru). Yang wajah nya tidak asing bagiku.
"Assalamu'alaikum" Ujar Bu Dian mengucapkan salam
"Wa'alaikumsalam" jawab murid-murid serempak
"Hari ini ibu akan memperkenalkan murid baru yang akan belajar di kelas ini. Silahkan perkenalkan dirimu kepada teman-teman. " ujar Bu Dian sambil mempersilahkan siswa baru itu untuk memperkenalkan diri
"Perkenalkan nama ku Viki, aku pindahan dari Bandung. Senang bisa berkenalan dengan kalian semua" kata Viki memperkenalkan diri dengan ramah
"Ohhh dari Bandung pantes ganteng ya Lis" bisik Lia dengan wajah nya yang lebay
Aku pun terdiam, sejenak aku mengingat masa kecilku. Tampak nya dia adalah teman kecilku dulu di Bandung.
Viki, ya Viki dia adalah teman kecil ku dulu. Kami berpisah ketika aku berumur 6tahun. Setelah aku pindah ke Jakarta
Viki pun duduk di bangku yang telah disediakan. Kebetulan dia duduk di depan bangku ku. Dia pun tersenyum kecil pada ku. Seperti nya dia juga mengingatku.
Waktu menunjukkan pukul 09.00 bel berbunyi tanda istirahat tiba. Anak-anak pun sibuk keluar kelas pergi ke kantin, biasa apa lagi kalau bukan makan.
"Hi kamu Elis kan? " tanya Viki padaku
"Iya, kamu Viki kan teman kecil ku dulu?" jawab ku
"Iya benar, haha ngga nyangka kita bisa ketemu lagi" ujar Viki dengan gembira
"iya ngga nyangka, aku pikir kamu lupa sama aku"
"ngga lah mana mungkin aku lupa. Kita kan dulu suka manjat pohon kersem bareng haha" ujar Viki membahas masa lalu entah sambil meledek ku.
"Ah kamu jangan buka-buka rahasia dong, ketahuan kan aku suka manjat pohon dulu" timpal ku dengan rasa malu
"hahaha kenyataan nya gitu kan"
Tiba-tiba Lia memotong pembicaraan.
"Hah kalian ternyata temen kecil? " tanya Lia penasaran
"Iya kita teman kecil dulu waktu di Bandung" jawab ku
"Ih kenapa loe ngga bilang sih Lissss" kata Lia dengan kesal
"Loh emang gue tau kalau anak barunya temen kecil gue" jawab ku sambil tertawa
"Yaudah kita lanjut ngobrol di kantin yuk! Ngga denger perut gue dari tadi udah kruyuk kruyuk" Ajak Lia dengan suara perut nya yang bunyi. Malu-maluin emang
Tiba di kantin, aku Lia dan Viki pun duduk di satu meja yang sama.
"Loe mau pesen apa Lis? Mie ayam, nasi goreng, bakso atau masa lalu?" ujar Lia sambil meledek
"Apaan sih loe! Gue pesen bakso"
"Haha kalau loe Vik?" tanya Lia pada Viki
"Gue juga sama deh bakso"
"ok gue pesen dulh yak" kata Lia sambil beranjak dari meja menuju mamang bakso.
"Gimana kabar orang tua kamu? " tanya Viki
"Alhamdulillah baik, kalau orang tua kamu? " tanya ku balik
"Alhamdulillah baik juga" jawab Viki
Aku kalau sama Viki manggil nya "aku kamu" bukan "loe gue" haha special yee kaya martabak
"Btw dari dulu kamu ngga pernah berubah ya masih cuek kaya dulu" ujar Viki sambil tertawa
"Haha apaan sih, kamu juga sama dari dulu ngga berubah masih sama kaya dulu hobby ngeledekin aku" balas ku sambil tertawa.
"kamu ko sekarang ada di Jakarta? " tanya ku
"iya papah ditugasin di Jakarta, jadi mau ngga mau ya kami sekeluarga pindah ke Jakarta" jawab Viki dengan muka so serius
"oh gitu" jawab ku singkat
"Tapu kita bisa satu sekolah gini ya sekelas lagi haha. Apa mungkin kitaaaaaa?" ujar Viki sambil menatapku
"Kita apa?" jawab ku penasaran
"Kita jodoh!" ujar Viki sambil tertawa. Hmm dari dulu sifat humoris dia ngga berubah.
Tidak lama kemudian Lia datang membawa 3 mangkok bakso wkwk. Ganggu suasana
"ngobrolin apa sih? Serius amat, jangan serius-serius ntar ada something loh" celetuk Lia
"Kepo loe" jawab ku
Kami pun menikmati bakso tersebut dan menghabis kan nya, ya kali mubazir kan kalau ngga di habisin. Setelah menyantap bakso kami pun kembali ke kelas karna sebentar lagi juga bel masuk berbunyi.
Saat pulang sekolah.....
"Lis sorry ya gue ngga bisa pulang bareng loe, soalnya gue ada rapat OSIS" ujar Lia. Lia walaupun lebay tapi dia anggota OSIS, keren kan. Eh biasa aja
Ketika aku sedang berjalan menuju gerbang sekolah tiba-tiba Viki menghampiri ku dengan mengendarai sepeda motor nya.
"Mau aku anterin non?" ajak Viki so asik
"Eh ngga usah makasih aku naik angkot aja"
"Udah ayo aku anterin, ngga usah so gak enak gitu kaya kita baru kenal aja" jawab Viki
"Serius gapapa? "
"Iya serius ayo cepet naik, tenang selamat sampe tujuan" ujar Viki lebay
Aku pun segera naim ke motor dan Viki pun mulai mengendarai motor nya. So tau sih sebener nya dia asal jalan tanpa nanya alamat ku.
Entah kenapa rasanya seneng gini. Ada something? Ah ngga ngga mungkin. Mungkin ini hanya rasa bahagia ku saja karna bertemu teman kecil. Viki baik, dia sangat baik dan care itu sebab nya aku mengagumi dia.
"Dorrrrrr!!! " tiba-tiba datang Lia mengagetiku dari belakang.
"Duhhhh apa-apaan sih loe ngagetin aja! "
"haha gue mau ngasih tau kalau ayam tetangga gue kemaren mati gara-gara kesambet ngelamun aja" ujar Lia dengan gaya bercanda dia yang ngga tau lucu dimana nya
"ngga lucu loe garing, lagian gue lagi main hp wlee" timpal ku
"hahaha sorry deh sorry. Eh loe udah tau belum Lis? " ujar Lia sambil cengengesan
"Tau apaan? Please ya masih pagi jangan ngegosip" ujar ku sedikit penasaran juga wk
"Ih bukan gosipppp. Loe tau hari ini di kelas kita bakalan ada murid baru! "
"Cuman murid baru doang loe sampe heboh gini? Ngga penting gue pikir apaan. " ujar ku dengan cuek. Aky orang nya emang cuek, ngga perduli deh sama apa yang terjadi di sekolah ya kalau ngga penting-penting amat sih. Beda dengan Lia yang super duper heboh.
"Yaelah elo mah gitu. Ini cowok loh wkwk"
"Terus kalau cowok kenapa? Loe mau deketin? "
"Ya kalau cakep kenapa ngga haha" ujar Lia sambil tertawa
" Ih dasar loe masalag cowo aja langsung" kata ku sambil masuk ke kelas.
Belpun berbunyi itu tandanya pelajaran segera dimulai. Semua murid sudah masuk ke dalam kelas. Dan tidak lama kemudian datanglah Bu Dian walu kelas kami dengan didampingi seorang siswa laki-laki (murid baru). Yang wajah nya tidak asing bagiku.
"Assalamu'alaikum" Ujar Bu Dian mengucapkan salam
"Wa'alaikumsalam" jawab murid-murid serempak
"Hari ini ibu akan memperkenalkan murid baru yang akan belajar di kelas ini. Silahkan perkenalkan dirimu kepada teman-teman. " ujar Bu Dian sambil mempersilahkan siswa baru itu untuk memperkenalkan diri
"Perkenalkan nama ku Viki, aku pindahan dari Bandung. Senang bisa berkenalan dengan kalian semua" kata Viki memperkenalkan diri dengan ramah
"Ohhh dari Bandung pantes ganteng ya Lis" bisik Lia dengan wajah nya yang lebay
Aku pun terdiam, sejenak aku mengingat masa kecilku. Tampak nya dia adalah teman kecilku dulu di Bandung.
Viki, ya Viki dia adalah teman kecil ku dulu. Kami berpisah ketika aku berumur 6tahun. Setelah aku pindah ke Jakarta
Viki pun duduk di bangku yang telah disediakan. Kebetulan dia duduk di depan bangku ku. Dia pun tersenyum kecil pada ku. Seperti nya dia juga mengingatku.
Waktu menunjukkan pukul 09.00 bel berbunyi tanda istirahat tiba. Anak-anak pun sibuk keluar kelas pergi ke kantin, biasa apa lagi kalau bukan makan.
"Hi kamu Elis kan? " tanya Viki padaku
"Iya, kamu Viki kan teman kecil ku dulu?" jawab ku
"Iya benar, haha ngga nyangka kita bisa ketemu lagi" ujar Viki dengan gembira
"iya ngga nyangka, aku pikir kamu lupa sama aku"
"ngga lah mana mungkin aku lupa. Kita kan dulu suka manjat pohon kersem bareng haha" ujar Viki membahas masa lalu entah sambil meledek ku.
"Ah kamu jangan buka-buka rahasia dong, ketahuan kan aku suka manjat pohon dulu" timpal ku dengan rasa malu
"hahaha kenyataan nya gitu kan"
Tiba-tiba Lia memotong pembicaraan.
"Hah kalian ternyata temen kecil? " tanya Lia penasaran
"Iya kita teman kecil dulu waktu di Bandung" jawab ku
"Ih kenapa loe ngga bilang sih Lissss" kata Lia dengan kesal
"Loh emang gue tau kalau anak barunya temen kecil gue" jawab ku sambil tertawa
"Yaudah kita lanjut ngobrol di kantin yuk! Ngga denger perut gue dari tadi udah kruyuk kruyuk" Ajak Lia dengan suara perut nya yang bunyi. Malu-maluin emang
Tiba di kantin, aku Lia dan Viki pun duduk di satu meja yang sama.
"Loe mau pesen apa Lis? Mie ayam, nasi goreng, bakso atau masa lalu?" ujar Lia sambil meledek
"Apaan sih loe! Gue pesen bakso"
"Haha kalau loe Vik?" tanya Lia pada Viki
"Gue juga sama deh bakso"
"ok gue pesen dulh yak" kata Lia sambil beranjak dari meja menuju mamang bakso.
"Gimana kabar orang tua kamu? " tanya Viki
"Alhamdulillah baik, kalau orang tua kamu? " tanya ku balik
"Alhamdulillah baik juga" jawab Viki
Aku kalau sama Viki manggil nya "aku kamu" bukan "loe gue" haha special yee kaya martabak
"Btw dari dulu kamu ngga pernah berubah ya masih cuek kaya dulu" ujar Viki sambil tertawa
"Haha apaan sih, kamu juga sama dari dulu ngga berubah masih sama kaya dulu hobby ngeledekin aku" balas ku sambil tertawa.
"kamu ko sekarang ada di Jakarta? " tanya ku
"iya papah ditugasin di Jakarta, jadi mau ngga mau ya kami sekeluarga pindah ke Jakarta" jawab Viki dengan muka so serius
"oh gitu" jawab ku singkat
"Tapu kita bisa satu sekolah gini ya sekelas lagi haha. Apa mungkin kitaaaaaa?" ujar Viki sambil menatapku
"Kita apa?" jawab ku penasaran
"Kita jodoh!" ujar Viki sambil tertawa. Hmm dari dulu sifat humoris dia ngga berubah.
Tidak lama kemudian Lia datang membawa 3 mangkok bakso wkwk. Ganggu suasana
"ngobrolin apa sih? Serius amat, jangan serius-serius ntar ada something loh" celetuk Lia
"Kepo loe" jawab ku
Kami pun menikmati bakso tersebut dan menghabis kan nya, ya kali mubazir kan kalau ngga di habisin. Setelah menyantap bakso kami pun kembali ke kelas karna sebentar lagi juga bel masuk berbunyi.
Saat pulang sekolah.....
"Lis sorry ya gue ngga bisa pulang bareng loe, soalnya gue ada rapat OSIS" ujar Lia. Lia walaupun lebay tapi dia anggota OSIS, keren kan. Eh biasa aja
Ketika aku sedang berjalan menuju gerbang sekolah tiba-tiba Viki menghampiri ku dengan mengendarai sepeda motor nya.
"Mau aku anterin non?" ajak Viki so asik
"Eh ngga usah makasih aku naik angkot aja"
"Udah ayo aku anterin, ngga usah so gak enak gitu kaya kita baru kenal aja" jawab Viki
"Serius gapapa? "
"Iya serius ayo cepet naik, tenang selamat sampe tujuan" ujar Viki lebay
Aku pun segera naim ke motor dan Viki pun mulai mengendarai motor nya. So tau sih sebener nya dia asal jalan tanpa nanya alamat ku.
Entah kenapa rasanya seneng gini. Ada something? Ah ngga ngga mungkin. Mungkin ini hanya rasa bahagia ku saja karna bertemu teman kecil. Viki baik, dia sangat baik dan care itu sebab nya aku mengagumi dia.
Minggu, 20 Agustus 2017
Bintang Kelas dan Si Cupu (part 2)
tiba-tiba Andrean datang untuk membantu ku
“heh kalian apa-apaan sih? Ini lingkungan sekolah kenapa kalian ribut! Kalian ngga malu hah? “ ujar Andrean dengan nada kesal
“tapi dia duluan yang mulai dia yang sengaja numpahin minuman ke aku”ujar ku membela diri
“apaan sih ngga usah rese loh!” ujar febi membentak
Kami pun bubar dan kembali ke kelas. Di kelas aku berterimakasih kepada Andrean ya karna dia udah 2 kali membela ku.
“btw thanks ya kamu udah mau ngebela aku, yang pertama waktu awal masuk dan tadi dikantin juga kamu membela aku” ujar ku mengucapkan terimakasih dengan sedikit malu
“iya ngga apa-apa nyantai aja hehe, lagian kita kan temen. Aku tau kamu orang nya gimana jadi ya aku bela” ujar Andrean dengan senyuman
Ntah apa yang sebenarnya aku rasakan. Oh God! Mungkin ngga sih aku jatuh cinta? Jatuh cinta dengan sang bintang kelas dan berharap dia merasakan hal yang sama? Ngga ngga ngga itu ngga akan mungkin aku gadis cupu culun dan ngga akan mungkin dia merasakan hal yang sama.
“hey kamu kok diem? “ ujar Andrean sambil mengagetiku
“oh ngga kok ngga apa-apa hehe” jawab ku dengan senyuman
“berhubung besok ada ulangan bisa ngga kalau kita belajar bareng? Ya kamu kan pinter tuh hmm bisa kali ajarin aku hehe, lagian rumah kifa juga deket kan? “ ajak Andrean
“What? Ini mimpi? Ngga ini bukan mimpi. Andrean ngajak belajar bareng? Tapi aku tetep ngga boleh keGRan. “ ujar ku dalam hati
“kok diem lagi? Jadi bisa atau ngga? “ ujar andrean dengan penasaran
“Bisa ko bisa” ujar ku mengiyakan
“ok nanti jam 3 sore aku kerumah mu ya hehe” jawab andrean dengan senyuman
Waktu pun telah menunjukan pukul 3 sore. Jam dimana aku dan Andrean janjian untuk belajar bersama. Deg-degan, grogi, senang semua jadi satu. Karna aku akan berasama dengan sang bintang kelas hehe
“tok tok tok” terdengar suara pintu rumah ku
“itu pasti Andrean” ujar ku dalam hati sambil berjalan menuju pintu untuk membuka
Dan benar saja setelah aku membuka pintu ternya itu andrean. Dengan pakaian nya yang sangat rapih dan semerbak wangi yang membuat dia semakin keren haha
“hai ayo masuk” ujar ku langsung mempersilahkan masuk
“ok terimakasi” balas andre sambil masuk kedalam rumah dan duduk
“ngomong-ngomong orang tua kamu kemana? “ tanya andre penasaran
“mamah papah ada ko di dalem, aku ambil kan minum dulu ya sebentat ” jawab ku
Aku pun pergi ke dapur untuk mengambil minum. Dan tidak lama aku pun datang kembalu membawa minuman dan sedikit cemilan
“silahkan diminum ndre” ujar ku menawarkan
“terimakasih jadi ngerepotin hehe” ujar andre sambil tersenyum
“yasudah kita langsung belajar saja yuk” ajak ku
“boleh boleh hari ini kita belajar B. Indonesia ya” jawab andre
Kami pun memulai belajar. Disela-sela waktu belajar kami kadang ngobrol dan bercanda-canda juga. Rasa nya seperti mimpi, ternyata Andre ngga seperti yang aku bayangkan. Kami pun saling bertukar pikiran saling bercerita. Hingga aku mulai merasakan nyaman ada didekat dia. Wah semakin parah perasaan ku
“udah jam 5 nih aku pamit pulang ya. Makasih kamu udah mau ngeluangin waktu kamu buat belajar bareng aku. Ternyata kamu orang nya lucu juga ya asik lagi hehe” ujar Andre sambil tersenyum dan menatap ku
“oh oke sama-sama. Aku seneng ko kalau ada yg mau berteman dengan ku. Ah kamu bisa aja hehe, kamu juga orang nya asik ko. Ya aku fikir kamu orang nya jutek ngga akan mau berteman dengan aku yang cupu ini hehe” jawab ku dengan sedikir rasa malu
“ya ngga lah kamu ini haha” jawab andre sambik tertawa
Keesokan hari nya disekolah aku bercerita kepada nisa dengan rasa semangat haha
“nis kamu tau ngga kemaren aku belajar bareng sama seseorang” ujar ku dengan rasa bahagia
“iya kah? Siapa siapa” ujar nisa dengan penasaran
“Andreannnnn!!! “ jawab ku sambil tertawa
“wah serius? Andrean si bintang kelas itu? Hebat kamu haha, seneng dong” ujar nisa ikut tertawa
“ya gitu deh hehe, kaya nya aku ada something deh. Tapi dia ngga mungkin lah ngerasain hal yang sama haha aku kan cupu” timpal ku dengan merendah diri
“jangan ngomong gitu, ngga ada yang ngga mungkin kan? Ujar nisa memberi semangat
Tiba-tiba geng debrong datang. Ternyata mereka mendengar percakapan ku dengan Nisa. Sambil menghampiri ku dengan tertawa
“haha si cupu berharap sang bintang kelas bisa jatuh cinta sama dia? Haha” ujar deby mengejek ku samb tertawa. Dan semua nya pun ikut menertawaiku
“heh ngga usah mimpi deh kalu Anderean bisa jatub cinta sama lo! Lo tau kan Andrean itu bintang kelas dan dia itu cocok nya sama gue! Asal lo tau aja ya gue sama Andrean lagi PDKT! Dan jangan berharap terlalu tinggi! Lagian Andrean ke lo itu cuman manfaatin doang karna lo itu CUPU! Hahaha” ujar Febi mengejek ku
Mendengar perkataan Febi aku sangat bersedih. Benarkah Andrean seperti itu? Benarkah Andrean hanya memanfaat kan ku saja? Jima memamg iya jahat sekali dia. Dan bodoh nya aku bisa berharap kalau Andrean bisa suka pada ku. Benci ya benci, benci aku kepada Andrean. Aku ngga mau lagi berteman dengan nya.
Hingga setiap aku bertemu Andrean, aku cuek kepadanya. Andrean tersenyum aku membalas nya dengan jutek. Sampai pada akhir nya Andean menghampiri ku dan bertanya padaku
“kamu kenapa sih? Ko tiba-tiba aneh gini sama aku? Aku punya salah sama kamu?” tanya Andrean dengan penuh penasaran
“ngga aku gapapa” jawab ku jutek
“ngga mungkin, ada yang aneh dari kamu put” ujar andrean
“apa sih aku gapapa, udah lah aku tuh cuman anak cupu. Aneh? Iya aku emang aneh orang nya sampe aku ngga sadar kalau aku lagi dimanfaatin. Udah ya aku ngga enak sama gebetan kamu Febi. Ntar kalau dia tau kita lagi berdua lagi bisa-bisa aku habis diejek nya. “ jawab ku dengan rasa kesal
“apa sih kamu ngomong apa? Aku sama sekali ngga manfaatin kamu put. Aku deket sama kamu ya karna aku..... “ ujar andrean kaku
“karna aku apa? Jawab ku penasaran
“karna aku suka sama kamu put. Aku suka sama kamu karna kepribadian kamu. Mau kamu cupu atau keren aku ngga perduli put. Aku benerin tulus suka sayang sama kamu” ujar Andrean dengan serius
Aku pun sangat terkejut dengan pernyataan Andrean. Aku ngga percaya kalau Andrean bisa mempunyai rasa yang sama juga kepada ku? Ah ini rasa nya seperti mimpi.
“aku ngga ada hubungan apa-apa sama Febi. Kita cuman bertema Biasa ngga lebih” ujar andrean menjelaskan
“kamu serius? Kamu lagi ngga mainin aku kan ndre? “ tanya ku
“aku serius dan ngga mungkin aku mainin kamu” jawab Andre dengan sungguh-sungguh
Dan pada akhir nya orang yang aku andai-andai kan ternyata dia mempunyai rasa yang sama kepada ku. Senang dan bahagia sekali rasa nya. Dan ternyata ini bukan mimpi , ini nyata. Sang bintang kelas akhir nya jatub cinta dengan Si Cupu.
“heh kalian apa-apaan sih? Ini lingkungan sekolah kenapa kalian ribut! Kalian ngga malu hah? “ ujar Andrean dengan nada kesal
“tapi dia duluan yang mulai dia yang sengaja numpahin minuman ke aku”ujar ku membela diri
“apaan sih ngga usah rese loh!” ujar febi membentak
Kami pun bubar dan kembali ke kelas. Di kelas aku berterimakasih kepada Andrean ya karna dia udah 2 kali membela ku.
“btw thanks ya kamu udah mau ngebela aku, yang pertama waktu awal masuk dan tadi dikantin juga kamu membela aku” ujar ku mengucapkan terimakasih dengan sedikit malu
“iya ngga apa-apa nyantai aja hehe, lagian kita kan temen. Aku tau kamu orang nya gimana jadi ya aku bela” ujar Andrean dengan senyuman
Ntah apa yang sebenarnya aku rasakan. Oh God! Mungkin ngga sih aku jatuh cinta? Jatuh cinta dengan sang bintang kelas dan berharap dia merasakan hal yang sama? Ngga ngga ngga itu ngga akan mungkin aku gadis cupu culun dan ngga akan mungkin dia merasakan hal yang sama.
“hey kamu kok diem? “ ujar Andrean sambil mengagetiku
“oh ngga kok ngga apa-apa hehe” jawab ku dengan senyuman
“berhubung besok ada ulangan bisa ngga kalau kita belajar bareng? Ya kamu kan pinter tuh hmm bisa kali ajarin aku hehe, lagian rumah kifa juga deket kan? “ ajak Andrean
“What? Ini mimpi? Ngga ini bukan mimpi. Andrean ngajak belajar bareng? Tapi aku tetep ngga boleh keGRan. “ ujar ku dalam hati
“kok diem lagi? Jadi bisa atau ngga? “ ujar andrean dengan penasaran
“Bisa ko bisa” ujar ku mengiyakan
“ok nanti jam 3 sore aku kerumah mu ya hehe” jawab andrean dengan senyuman
Waktu pun telah menunjukan pukul 3 sore. Jam dimana aku dan Andrean janjian untuk belajar bersama. Deg-degan, grogi, senang semua jadi satu. Karna aku akan berasama dengan sang bintang kelas hehe
“tok tok tok” terdengar suara pintu rumah ku
“itu pasti Andrean” ujar ku dalam hati sambil berjalan menuju pintu untuk membuka
Dan benar saja setelah aku membuka pintu ternya itu andrean. Dengan pakaian nya yang sangat rapih dan semerbak wangi yang membuat dia semakin keren haha
“hai ayo masuk” ujar ku langsung mempersilahkan masuk
“ok terimakasi” balas andre sambil masuk kedalam rumah dan duduk
“ngomong-ngomong orang tua kamu kemana? “ tanya andre penasaran
“mamah papah ada ko di dalem, aku ambil kan minum dulu ya sebentat ” jawab ku
Aku pun pergi ke dapur untuk mengambil minum. Dan tidak lama aku pun datang kembalu membawa minuman dan sedikit cemilan
“silahkan diminum ndre” ujar ku menawarkan
“terimakasih jadi ngerepotin hehe” ujar andre sambil tersenyum
“yasudah kita langsung belajar saja yuk” ajak ku
“boleh boleh hari ini kita belajar B. Indonesia ya” jawab andre
Kami pun memulai belajar. Disela-sela waktu belajar kami kadang ngobrol dan bercanda-canda juga. Rasa nya seperti mimpi, ternyata Andre ngga seperti yang aku bayangkan. Kami pun saling bertukar pikiran saling bercerita. Hingga aku mulai merasakan nyaman ada didekat dia. Wah semakin parah perasaan ku
“udah jam 5 nih aku pamit pulang ya. Makasih kamu udah mau ngeluangin waktu kamu buat belajar bareng aku. Ternyata kamu orang nya lucu juga ya asik lagi hehe” ujar Andre sambil tersenyum dan menatap ku
“oh oke sama-sama. Aku seneng ko kalau ada yg mau berteman dengan ku. Ah kamu bisa aja hehe, kamu juga orang nya asik ko. Ya aku fikir kamu orang nya jutek ngga akan mau berteman dengan aku yang cupu ini hehe” jawab ku dengan sedikir rasa malu
“ya ngga lah kamu ini haha” jawab andre sambik tertawa
Keesokan hari nya disekolah aku bercerita kepada nisa dengan rasa semangat haha
“nis kamu tau ngga kemaren aku belajar bareng sama seseorang” ujar ku dengan rasa bahagia
“iya kah? Siapa siapa” ujar nisa dengan penasaran
“Andreannnnn!!! “ jawab ku sambil tertawa
“wah serius? Andrean si bintang kelas itu? Hebat kamu haha, seneng dong” ujar nisa ikut tertawa
“ya gitu deh hehe, kaya nya aku ada something deh. Tapi dia ngga mungkin lah ngerasain hal yang sama haha aku kan cupu” timpal ku dengan merendah diri
“jangan ngomong gitu, ngga ada yang ngga mungkin kan? Ujar nisa memberi semangat
Tiba-tiba geng debrong datang. Ternyata mereka mendengar percakapan ku dengan Nisa. Sambil menghampiri ku dengan tertawa
“haha si cupu berharap sang bintang kelas bisa jatuh cinta sama dia? Haha” ujar deby mengejek ku samb tertawa. Dan semua nya pun ikut menertawaiku
“heh ngga usah mimpi deh kalu Anderean bisa jatub cinta sama lo! Lo tau kan Andrean itu bintang kelas dan dia itu cocok nya sama gue! Asal lo tau aja ya gue sama Andrean lagi PDKT! Dan jangan berharap terlalu tinggi! Lagian Andrean ke lo itu cuman manfaatin doang karna lo itu CUPU! Hahaha” ujar Febi mengejek ku
Mendengar perkataan Febi aku sangat bersedih. Benarkah Andrean seperti itu? Benarkah Andrean hanya memanfaat kan ku saja? Jima memamg iya jahat sekali dia. Dan bodoh nya aku bisa berharap kalau Andrean bisa suka pada ku. Benci ya benci, benci aku kepada Andrean. Aku ngga mau lagi berteman dengan nya.
Hingga setiap aku bertemu Andrean, aku cuek kepadanya. Andrean tersenyum aku membalas nya dengan jutek. Sampai pada akhir nya Andean menghampiri ku dan bertanya padaku
“kamu kenapa sih? Ko tiba-tiba aneh gini sama aku? Aku punya salah sama kamu?” tanya Andrean dengan penuh penasaran
“ngga aku gapapa” jawab ku jutek
“ngga mungkin, ada yang aneh dari kamu put” ujar andrean
“apa sih aku gapapa, udah lah aku tuh cuman anak cupu. Aneh? Iya aku emang aneh orang nya sampe aku ngga sadar kalau aku lagi dimanfaatin. Udah ya aku ngga enak sama gebetan kamu Febi. Ntar kalau dia tau kita lagi berdua lagi bisa-bisa aku habis diejek nya. “ jawab ku dengan rasa kesal
“apa sih kamu ngomong apa? Aku sama sekali ngga manfaatin kamu put. Aku deket sama kamu ya karna aku..... “ ujar andrean kaku
“karna aku apa? Jawab ku penasaran
“karna aku suka sama kamu put. Aku suka sama kamu karna kepribadian kamu. Mau kamu cupu atau keren aku ngga perduli put. Aku benerin tulus suka sayang sama kamu” ujar Andrean dengan serius
Aku pun sangat terkejut dengan pernyataan Andrean. Aku ngga percaya kalau Andrean bisa mempunyai rasa yang sama juga kepada ku? Ah ini rasa nya seperti mimpi.
“aku ngga ada hubungan apa-apa sama Febi. Kita cuman bertema Biasa ngga lebih” ujar andrean menjelaskan
“kamu serius? Kamu lagi ngga mainin aku kan ndre? “ tanya ku
“aku serius dan ngga mungkin aku mainin kamu” jawab Andre dengan sungguh-sungguh
Dan pada akhir nya orang yang aku andai-andai kan ternyata dia mempunyai rasa yang sama kepada ku. Senang dan bahagia sekali rasa nya. Dan ternyata ini bukan mimpi , ini nyata. Sang bintang kelas akhir nya jatub cinta dengan Si Cupu.
Jumat, 18 Agustus 2017
Cerpen: Bintang Kelas dan Si Cupu (Part 1)
Bintang kelas dan Si Cupu
Hi! Nama ku putri aku sekolah di SMA Negri di Jakarta, si gadis berkacamata, rambut kepang dua dan si kutu buku (ya bisa dibilang cewe cupu) . Hari-hari ku selalu diisi dengan belajar belajar dan belajar. Sampai mungkin aku tidak bisa merasakan kehidupan seperti remaja lain nya yang bersenang-senang bermain dan mempunyai banyak teman.
Hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah, deg-degan rasa nya. Pasti tidak sedikit orang yang akan membully ku ya karna tingkah dan pakaian ku ya aneh. Aku sedang mengikuti MOS karna berhubung aku adalah murid baru. Dan ketika itu waktu nya untuk memperkenalkan diri di depan kelas, anak-anak yang lain sudah maju dan kini giliran ku. Aku pun kedepan dengan rasa malu.
“perkenalkan nama ku Putri, aku berasal dari SMP Bintang” dengan begitu rasa malu nya aku memperkenalkan diri.
Dan benar saja belum apa-apa aku sudah di ledek
“kalau ngomong itu liat kedepan dong jangan nunduk” celoteh teman sebaya ku ntah siapa nama nya
Tak khayal semua menyorakiku. Lantas muka ku menjadi merah karna malu
Tapi tiba-tiba saja ada satu cowok yang malah membelaku, dia sangat tampan dan baik hati. Kagum sekali aku melihat nya
“heh sudah-sudah! Kalian ini bisa nya cuman meledek! Kita ini kan baru saling kenal, ya seharus nya kita bisa berteman dengan baik dong, bukan malah meledeki. Hargai teman kalian di depan” ujar cowok tampan tadi dengan tegas dan berani
Semua pun terdiam. Dan aku pun melanjutkan perkenalan ku
“rumah ku di Jl. Asia Afrika, hobby ku membaca” ujar ku
Aku pun segera menutupi perkenalan ku
“senang bisa berkenalan dengan kalian semua” ujar ku sambil tersenyum
Dan sekarang giliran cowok tampan yang tadi yang memperkenalkan diri. Dengan gagah nya berjalan ke depan
“hi, perkenalkan nama ku Andrean” ujar Andrean
Pesona yang ada pada dirinya membuat banyak sekali cewe-cewe yang kagum dan suka pada nya. Dia pun melanjutkan perkenalan nya lagi
“alamat rumah ku di Jl. Asia afrika, hobby ku bermain basket” ujar dia melanjutkan
Tidak disangka ternyata alamat rumah nya sama dengan alamat rumah ku. Tapi kenapa aku bisa tidak mengenalinya? Apa mungkin karna aku jarang sekali keluar rumah sehingga aku tidak begitu mengenali teman-teman sebaya ku yang ada di lingkungan rumah.
“semoga kita semua bisa berteman baik” ujar dia menutup perkenalan
Waktu telah menunjukan pukul 09.00 itu arti nya semua murid beristirahat
Hmm aku pikir tidak akan ada yang mau berteman dengan ku ,tapi ternyata ada seorang perempuan yang menghampiri ku.
“hi nama ku nisa, boleh kita berteman? “ ujar dia dengan senyuman
“namu ku putri, dengan senang hati. Senang bisa berkenalan dengan mu” jawab ku membalas nya dengan senyuman pula
Kami berdua pun berteman baik. Kemana-mana kami selalu berdua ya ibarat udah kaya sendal jepit haha. Kami berdua mempunyai hobby yang sama yaitu membaca. Klop ya kutu buku dengan kutu buku.
Rasa nya aneh gitu kalau tidak ada orang yang menggangu, yang hobby nya selalu meledek aku dan nisa. Dia adalah Siska, Deby dan Febi sebutan geng mereka adalah geng debrong
Ketika aku sedang berada di kantin sedang asik makan tiba-tiba geng debrong datang. Dengan sengaja nya dia menumpah kan minuman pada ku sampai basah semua baju ku
“ups sorry ngga sengaja” ujar febi sambil tertawa
“duh gimana dong baju ku jadi basah gini” ujar ku sambil melap baju ku
“loh kan gue bilang ngga sengaja! “ujar febi sambil mendorong ku
Banyak sekali anak-anak yang melihat pertengkaran ku dengan geng debrong. Sangat Malu rasa nya tapu aku tidak bisa berbuat apa-apa
Tiba-tiba Andrean datang
Bersambung...
Kamis, 17 Agustus 2017
Me?
Me ?
Terbang, Terbanglah tinggi!
Dengan keringat, darah dan air mata,
sayap yang berkilauan ini akan tinggalkan semuanya,
semua yang membenci dan menghinamu
Dan terbanglah, terbang yang tinggi
Menuju langit cerah yang menunggumu
burung dengan penuh luka menantang sang langit
hanya sanggup terbang rendah
orang-orang tertawa, melihat burung penuh luka itu ingin melihat ujung lautan
Bebaskan pikiranmu, cobalah berlari mengendarai haluan angin
Melonjak, melangkah, melompat
Terbang, terbang tinggi!
Dengan keringat, darah dan air mata, sayap bersinar ini akan membawamu kemanapun
Hasrat dan nalurimu yang berwarna biru, memamerkan cakarmu
Meski pelik perjalananmu tetaplah menempa sang mimpi menjadi kenyataan
Dan terbanglah, terbang tinggi
Menuju masa depan terjauhmu
Meski tetesan hujan mulai mengusik sayapmu
bersama awan hitam dalam perjalanan,
sekarang datang malam badai yang tak tahu kapan berhenti
Tapi guntur yang menggelegar, telah kau alami sebelumnya
Yang menjadikan semua itu hanya sebagai hiburan kecil mu
Terbang, terbang tinggi!
Api yang selalu membakar dalam dada menjadi mercusuar penerang jalan
Karena itu sebelum cahaya fajar menyingsing, kepakan sayapmu
Melebihi batas kecepatan tertinggi sampai kehabisan tenaga
Dan terbanglah
Terbang, Terbanglah tinggi!
Dengan keringat, darah dan air mata,
sayap yang berkilauan ini akan tinggalkan semuanya,
semua yang membenci dan menghinamu
Dan terbanglah, terbang yang tinggi
Menuju langit cerah yang menunggumu
burung dengan penuh luka menantang sang langit
hanya sanggup terbang rendah
orang-orang tertawa, melihat burung penuh luka itu ingin melihat ujung lautan
Bebaskan pikiranmu, cobalah berlari mengendarai haluan angin
Melonjak, melangkah, melompat
Terbang, terbang tinggi!
Dengan keringat, darah dan air mata, sayap bersinar ini akan membawamu kemanapun
Hasrat dan nalurimu yang berwarna biru, memamerkan cakarmu
Meski pelik perjalananmu tetaplah menempa sang mimpi menjadi kenyataan
Dan terbanglah, terbang tinggi
Menuju masa depan terjauhmu
Meski tetesan hujan mulai mengusik sayapmu
bersama awan hitam dalam perjalanan,
sekarang datang malam badai yang tak tahu kapan berhenti
Tapi guntur yang menggelegar, telah kau alami sebelumnya
Yang menjadikan semua itu hanya sebagai hiburan kecil mu
Terbang, terbang tinggi!
Api yang selalu membakar dalam dada menjadi mercusuar penerang jalan
Karena itu sebelum cahaya fajar menyingsing, kepakan sayapmu
Melebihi batas kecepatan tertinggi sampai kehabisan tenaga
Dan terbanglah
Cinta untuk Allah
Cinta Untuk Allah
Seberapa besarkah cinta mu terhadap Allah?
Sudah berapa banyak kah dosa yang telah kau perbuat?
Sudah berapa banyak amalan yang kau lakukan?
Hey hamba Allah!
Tidah lah kau malu dengan dosa yang kau lakukan!
Tidaklah kau ingin bertaubat
Ingatlah dunia hanyalah sementara
Akhirat selamanya
Dan jika engkau lebih mencintai makhluknya
Cintai lah terlebih dahulu penciptap nya..
Seberapa besarkah cinta mu terhadap Allah?
Sudah berapa banyak kah dosa yang telah kau perbuat?
Sudah berapa banyak amalan yang kau lakukan?
Hey hamba Allah!
Tidah lah kau malu dengan dosa yang kau lakukan!
Tidaklah kau ingin bertaubat
Ingatlah dunia hanyalah sementara
Akhirat selamanya
Dan jika engkau lebih mencintai makhluknya
Cintai lah terlebih dahulu penciptap nya..
Puisi Untuk Ibu
Ibu
Kalian tau apa yang paling berharga didunia ini?
Ibu..
Ya ibu
Wanita yang paling berharga didunia ini
Sesosok wanita yang penuh dengan kasih sayang dan pengorbanan tanpa balas budi
Ibu..
Apa yang bisa aku balas untuk engkau?
Seberapa banyak harta yang aku punya
Tidak akan bisa membalas semua pengorbanan dan kasih sayang mu
Ibu..
Engkau telah mengorbankan nyawa mu untuk melahirkan ku
Engkau telah menghabiskan waktu mu untuk merawatku
Sehingga aku bisa menjadi seperti ini
Itu semua tidak lebih karna doamu yang selalu menyertaiku
Engkau adalah wanita paling mulia didunia ini
Hanya doa dan kasih sayang tulus
Yang selalu aku berikan untuk mu
Doakan aku selalu ibu
Tanpa doa mu aku bukanlah apa-apa
Kamis, 27 April 2017
PUISI SEPI
SEPI
Dalam sepi aku diam
Dalam keramaian aku pun diam
Entah apa yang aku rasa
Diam ku memikirkan sesuatu
Kamu, Ya kamu ..
Sesak
SESAK
Seberapa sering aku bilang tidak akan perduli lagi
Seberapa sering aku bilang udah ngga ada rasa lagi
Seberapa sering aku bilang kalau aku udah masabodo
Dan seberapa sering aku bilang aku sakit hati, kamu jahat!
Ya Jahat!
Tapi itu semua hanya kemunafikan ku saja
Ya, kemunafikan yang aku buat sendiri dan sakitnya aku rasakan sendiri
Selasa, 14 Maret 2017
PUISI RINDU
RINDU
setiap detik..
setiap jam..
setiap hari..
Aku selalu merindukan mu
Rindu akan semua kenangan dulu ..
Rindu kamu, kamu dan kamu
setiap detik..
setiap jam..
setiap hari..
Aku selalu merindukan mu
Rindu akan semua kenangan dulu ..
Rindu kamu, kamu dan kamu
Langganan:
Postingan (Atom)
PUISI DAN CERPEN
PUISI RINDU
RINDU setiap detik.. setiap jam.. setiap hari.. Aku selalu merindukan mu Rindu akan semua kenangan dulu .. Rindu kamu, kamu dan kamu
-
tiba-tiba Andrean datang untuk membantu ku “heh kalian apa-apaan sih? Ini lingkungan sekolah kenapa kalian ribut! Kalian ngga malu hah? “ u...
-
Apa Aku Ada? Bingung Terkadang aku bingung Rindu, tapi kau tak membalas Sayang, tapi kau abaikan Cemas, tapi kau tak perduli Bingung ...
-
SESAK Seberapa sering aku bilang tidak akan perduli lagi Seberapa sering aku bilang udah ngga ada rasa lagi Seberapa sering aku bil...